四 海 之 內,皆兄 弟 也.
"Si Hai Zhi Nei, Jie Xiong Di Ye."
"Di Empat Penjuru Lautan, Semua Saudara."
☀ Confucius (LunYU.XII:5).
☀Confucius
☀ AGAMA KHONGHUCU, JI KAUW, RU JIAO
Agama Khonghucu dikenal pula sebagai Ji Kauw (dialek Hokian) atau Ru Jiao (Hua Yu), yang berarti agama yang mengajarkan kelembutan atau agama bagi kaum terpelajar. Agama ini sudah dikenal sejak 5.000 tahun lalu, lebih awal 2.500 tahun dibanding usia Kongzi sendiri.
☀ KONGZI, KHONGCU, CONFUCIUS
Kongzi (Hua Yu) atau Khongcu (dialek Hokian) atau Confucius (Latin) adalah nama nabi terakhir dalam agama Konghucu.  Ia lahir tanggal 27, bulan 8, tahun 0001 Imlek atau 551 sM.  Kongzi adalah nabi terbesar dalam agama Konghucu dan oleh sebab itu banyak orang yang kemudian menamai Ru Jiao sebagai Confucianism, yang kemudian di Indonesia dikenal sebagai Agama Konghucu.
Sebagai bukti akan kebesaran Kongzi atau Nabi Khongcu, tahun pertama dari penanggalan Imlek dihitung sejak tahun kelahirannya.  Padahal penanggalan Imlek diciptakan pada jaman Huang Di, 2698-2598 sM dan telah digunakan sejak Dinasti Xia, 2205-1766 sM.  Penetapan tahun pertama ini dilakukan Kaisar Han Wu Di dari Dinasti Han pada tahun 104 sM.

☀ NABI LAIN DALAM AGAMA KHONGHUCU
Nabi pertama yang tercatat dalam sejarah Ru Jiao adalah Fu Xi, hidup pada 30 abad sM, yang mendapat wahyu dan menuliskan Kitab Yi Jing atau Kitab Perubahan. Fu Xi beristrikan Nabi Nu Wa, yang menciptakan Hukum Perkawinan. Sejak saat itu anak bukan lagi dianggap anak  ibu saja, melainkan juga anak ayah.  Selain Nu Wa, di dalam Ru Jiao dikenal nabi perempuan lain, yaitu Lei Zu, Jiang Yuan dan Tai Ren. Nabi lain yang masih dikenal antara lain Huang Di, Yao, Sun, Xia Yu, Wen, Zhou Gong atau Jidan dan terakhir Kongzi.  Kitab Yi Jing yang kita kenal sekarang tidak ditulis oleh Fu Xi belaka, namun ditulis dan disempurnakan oleh 5 (lima) nabi yang mendapat wahyu dalam tempo berlainan, yaitu : Fu Xi, Xia Yu, Wen, Zhou Gong dan Kongzi.

POKOK AJARAN AGAMA KHONGHUCU

♚ Agama Konghucu  dikenal hubungan vertikal antara manusia dengan Sang Khalik dan hubungan horizontal antara sesama manusia.  Dalam kosa kata Agama Konghucu disebut sebagai Zhong Shu, Satya kepada (Firman) Tuhan, dan Tepasarira (tenggang rasa) kepada sesama manusia.  Prinsip Tepasarira ini kemudian ditegaskan dalam beberapa sabdanya yang terkenal,

“Apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan diberikan kepada orang lain”

dan “Bila diri sendiri ingin tegak (maju), berusahalah agar orang lain tegak (maju)”. 

Kedua sabda ini dikenal sebagai “Golden Rule” (Hukum Emas) yang bersifat Yin dan Yang.



Dalam berbagai kesempatan Kongzi menekankan pentingnya manusia mempunyai


☀ “Tiga Pusaka Kehidupan”, “Tiga Mutiara Kebajikan” atau “Tiga Kebajikan Utama”, yaitu :

TRIPUSAKA – THREE VIRTUES

三 达 德

San Da De

1. Kebijaksanaan – Wisdom.
(ZHI 智)


2. Cintakasih – Benevolence.
(REN 仁)


3. Keberanian – Courage.
(YONG 勇)

____ ____ ____ ____ ____

Ditegaskan bahwa, “Yang ZHI(智) tidak dilamun bimbang,
yang REN(仁) tidak merasakan susah payah, dan yang YONG(勇) tidak dirundung ketakutan.”
_____ ______ ______ ____

1. ☀ ZHI (智) berarti wisdom dan sekaligus enlightenment (Bijaksana dan Tercerahkan/Pencerahan). Bijaksana dapat diartikan pandai, selalu menggunakan akal budinya, arif, tajam pikiran, mampu mengatasi persoalan dan mampu mengenal orang lain. Pencerahan atau yang Tercerahkan, berarti mampu mengenal dan memahami diri sendiri, termasuk di dalamnya mampu mengenal yang hakiki.

Untuk mencapai ZHI(智), manusia harus belajar keras, dengan menggunakan kemampuan dan upaya diri sendiri.  Agama, para Nabi dan atau Guru Agung hanya bisa membantu, namun untuk mencapainya adalah dari upaya diri sendiri.

Orang yang ingin memperoleh ZHI(智), berarti ia harus belajar keras untuk meraih Kebijaksanaan dan sekaligus Pencerahan (batin).



2. ☀ REN(仁) berarti Cinta Kasih universal, tidak terbatas pada orang tua dan keluarga sedarah belaka, namun juga kepada sahabat, lingkungan terdekat, masyarakat, bangsa, negara, agama dan umat manusia.  REN(仁) bebas dari stigma masa lalu dan tidak membeda-bedakan manusia dari latar belakang atau ikatan primordialnya. REN(仁) tidak mengenal segala bentuk diskriminasi atau pertimbangan atas dasar kelompok. Meski berasal dari satu kelompok, bila seseorang bersalah atau melanggar Kebajikan, maka bisa saja kita berpihak kepada orang yang berasal dari kelompok berbeda namun benar-benar berada dalam Kebajikan.  REN(仁) dalam pengertian agama Khonghucu selalu didasari pada sikap ketulusan, berbakti, memberi, bukan meminta atau menuntut balasan dalam bentuk apapun. Namun perlu diingat bahwa Ren tidak berarti mencinta tanpa dasar pertimbangan baik dan buruk. Dalam salah satu sabdanya Kongzi mengatakan bahwa

“Orang yang berperi-Cintakasih bisa mencintai dan membenci”. Mencintai Kebaikan dan membenci Keburukan. Balaslah Kebaikan dengan Kebaikan; Balaslah Kejahatan dengan Kelurusan”.

Di sini berarti siapa pun yang bersalah, harus diluruskan, dihukum secara adil dan diberi pendidikan secara optimal agar dapat kembali ke jalan yang benar. Setelah berada di jalan yang benar, kita tidak boleh terkena stigma, menilai atas dasar masa lalu seseorang.



3. ☀ YONG(勇) sering diartikan Berani atau Keberanian. Namun yang dimaksud dengan YONG(勇), bukanlah keberanian dalam “k” kecil. 

Berani melawan harimau dengan tangan kosong, berani menyeberangi bengawan tanpa alat bantu, bukanlah Keberanian yang dimaksud Kongzi.

Yang dimaksud dengan Keberanian di sini adalah Berani karena Benar, Berani atas dasar Aturan atau Kesusilaan, Berani atas dasar rasa Tahu Malu. Suatu ketika Kongzi berkata, “Bila memeriksa ke dalam diri aku telah berada dalam Kebenaran, mengapa aku harus merasa takut?.  Namun bila aku bersalah, kepada anak kecil pun aku tidak Berani.”

 

YONG(勇) juga diartikan sebagai Keberanian untuk melakukan koreksi dan  instrospeksi diri. Bila bersalah, kita harus Berani mengakui kesalahan tersebut dan sekaligus Berani untuk mengkoreksinya.

Nabi Kongzi berkata, “Sungguh beruntung aku. Setiap berbuat kesalahan, selalu ada yang mengingatkannya”. 

Ditambahkan,

“Sesungguh-sungguhnya kesalahan adalah bila menjumpai diri sendiri bersalah, namun tidak berusaha untuk mengkoreksi atau memperbaikinya.”

Maka seorang yang berjiwa besar adalah orang yang berani belajar dari kesalahan.
 

Oleh Mengzi (Mencius), Yong kemudian dijabarkan sebagai Yi (Kebenaran) dan Li (Kesusilaan, Tahu Aturan, Ketertiban atau Hukum). Bila seseorang mampu menjalani Ren, Yi, Li dan Zhi dengan baik, maka ia diharapkan mampu menjadi seorang Junzi (Susilawan), atau orang yang beriman (dan tentu saja berbudi pekerti luhur).

Dengan demikian diharapkan ia akan menjadi manusia yang terpercaya atau Dapat Dipercaya (Xin).  

☀Pokok Ajaran “Lima Kebajikan” atau Wu Chang.

1. Ren - Cintakasih.

2. Yi - Kebenaran/Keadilan/Kewajiban.

3. Li - Kesusilaan, Kepantasan.

4. Zhi - Bijaksana.

5. Xin - Dapat dipercaya.


✧Diposkan oleh: YOKY Confucius
☀ Sumber: www.matakin.or.id

[[YOKY Confucius]]

Old school Swatch Watches