Duck hunt

Well✧Come
四 海 之 內,皆 兄 弟 也.
"Si Hai Zhi Nei, Jie Xiong Di Ye."
"Di Empat Penjuru Lautan, Semua Saudara."
☀ Confucius (LunYU.XII:5)

Sheng-ren
2024-04-28 11:49
Kumpulan Sanjak-sanjak Puisi & kisah-kisah kebajikan

☀ Satya dan Tepasarira

::.. Satya dan Tepasarira ..::

::.. Satya dan Tepasarira ..::

Zi-Gong salah satu murid Nabi Kongzi/Kongfusius bertanya; ''Adakan suatu kata yang boleh menjadi pedoman sepanjang hidup manusia?''

Nabi Kongzi bersabda: ''Itulah tepasarira/tepo seliro'' atau dalam bahasa kitab agama Khonghucu disebut ''Shu'' yaitu berbuatlah terhadap orang lain yang kamu sendiri ingin hal itu terjadi pada dirimu. Janganlah berbuat sesuatu terhadap orang lain yang kamu sendiri tidak inginkan hal itu terjadi pada dirimu sendiri''. (Kitab Sabda Suci/Luw-Yu-XV:24)


---------------------

DALAM kehidupan ini, bila dilihat memang zaman semakin canggih dengan berbagai fasilitas teknologi yang serba modern. Namun bila dilihat dari segi kehidupan rohani manusianya semakin mundur nilai moralnya. Di mana-mana banyak kita temui kejadian-kejadian yang tidak manusiawi lagi, sepertinya percecokan antarmanusia menjadi sebuah tragedi pembunuhan; pemerkosaan dengan mutilasi yang biadab; perampokan harta yang sekaligus dilakukan dengan kekejian membantai seisi penghuninya. Kesemua itu adalah akibat ulah manusia yang tidak mengasihi atau menyayangi sesama manusia, serta tidak mensyukuri nikmat dari Tuhan, sehingga berakibat merusak tatanan kehidupan manusia.

Sesungguhnya Tuhan Yang Maha Besar telah mengutus para nabi sebagai pembimbing umat manusia. Agar manusia dapat kembali ke jalan suci atau jalan kebenaran secara alamiah kepada semua manusia untuk mencapai puncak kebaikan (Zhi-Shan) dan dapat menepati hidupnya sesuai dengan kodratnya sebagai manusia pengembang watak sejati sebagai firman Tuhan (Tiang-Ming).

Adapun kebenaran yang sesungguhnya, para nabi, termasuk Nabi Kongzi/Konfusius telah memberikan arah hidup lewat ajarannya. Salah satu pokok ajarannya itu ''Satya'' kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan tepasarira kepada sesama manusia/Zhong-Yi-Tian dan Shu-Yi-Ren''.

Apabila kita tinjau lebih dalam, ajaran Tapasarira yang satu dan hanya satu ini, telah ada sejak nenek moyang bangsa kita, yaitu ''Bhineka Tunggal Ika''. Manakala ajaran ini diterapkan dengan konsekuen dalam kehidupan berbangsa, sangat tepat karena telah menjadi semboyan bangsa kita. Dan apabila kita semua tahu dan sadar bahwa untuk hidup bermasyarakat harus berlandaskan tepo seliro/tahu menimbang/ tenggang rasa satu dengan yang lain, maka orang tidak saling menyakiti dan membenci. Kesadaran ini akan menjadikan kehidupan yang damai tenteram. Namun mengapa sampai kini belum tercapai karena disebabkan adanya banyak kendala/ hambatan dari diri manusia sendiri. Di dalam mengendalikan hawa nafsu, sepertinya rasa iri hati, dengki, tamak/serakah dan dendam yang mengalikan langkah kita.

Apabila di dalam kehidupan bersama ini, dengan mengamalkan ajaran para nabi yang merupakan pedoman sepanjang hidup kita secara bersama, adalah bagaikan dasar untuk menuju jalan ke manusia sempurna/ manusia unggul. Karena orang yang dapat mengamalkan perikemanusiaan (Ren) dan perikeadilan (Yi), adalah orang yang mampu menarik garis sejajar yang bertolak ukur dari dirinya sendiri. Dalam memperlakukan orang lain, di mana orang yang ingin mengkokohkan kedudukan sendiri, harus juga mengkokohkan kedudukan orang lain, dan orang yang ingin mengembangkan dirinya sendiri. Perlu juga mengembangkan orang lain, dengan demikian setiap orang mempunyai tolak ukur untuk menentukan perilaku yang tak lepas pada diri sendiri, dan bukan hal lain, yaitu perbuatan yang tanpa pamrih demi keuntungan sendiri, melainkan di atas segi moralitas.

Adapun hakikat ''Satya dan Tepasarira'' ini, adalah sebuah janji manusia untuk menjadi diri manusia yang seutuhnya. Dalam mengemban firman Tuhan, agar dapat merasakan kedamaian di dunia kehidupan karena dengan adanya kesadaran diri dan juga orang lain, yang hidup dengan saling menyayangi, menghormati dan mengalah, di mana kehidupan yang ada akan terjalin keharmonisan. Di mana hubungan suami-istri, dan orangtua dan anak akan terjalin begitu harmonis. Pemimpin berlaku sebagai pemimpin, bawahan selaku bawahan yang baik. Semua bertindak sesuai dengan kedudukannya. Demikian pula apabila diri kita yang sebagai warisan dari orang tua dapat merawat dengan perbuatan bajik, maka Tuhan Yang Maha Esa akan melimpahkan berkah dan bahagia, karena kebahagiaan yang sesungguhnya dan celaka itu datangnya dari diri kita sendiri.

Dengan melaksanakan ajaran ''Satya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tepasarira kepada sesama manusia (Zhong-Shu), maka jalan kebenaran dunia ini akan terwujud, dan kedamaian hidup akan dapat dicapai. Sebab, semua orang telah menyadari bahwa kita hidup dengan orang lain, sehingga apa yang kita tidak inginkan, janganlah diberikan pada orang lain, serta selalu menjaga hati masing-masing. Janganlah mengikuti hawa nafsu, agar hidup ini sesuai firman Tuhan, karena di situlah Tuhan memberikan berkah dan kebahagiaan lahir batin kepada semua umatnya.

Nabi Kongzi bersabda: ''Diatur dengan peraturan yang akan menyebabkan manusia itu berupaya akan menghindar, tetapi bila diatur dengan kebajikan, maka manusia akan mematuhinya dan berupaya untuk melaksanakannya.'

✧Sumber: Bali Post☆
Senin, 26 Juni 2011 | BP
Oleh WS. CH. Budhi, S. Pribadi, SP

Back to posts
Comments:

Post a comment


* The Wisdom of Confucius
☀Kumpulan Sanjak, dan kisah kisah bijak yang penuh makna kebajikan ini membawa kita pada perubahan Hidup yang lebih baik.!!

*Total_:13715_Hitz

[[✧ Beranda ✧]]