Pair of Vintage Old School Fru

★☀Well-Come☀★
KELENTENG (MIAO 庙)

 

PERLUNYA  LEBIH MENGENALNYA SEBAGAI

"RUMAH  IBADAT MASYARAKAT  BERAGAMA  KHONGHUCU"

Kong Miao
( 惟 德 動 天 )

✧ ABSTRAK ✧

Orang mengenal rumah ibadat Kelenteng lewat ornamen, lukisan, relief  dan simbol simbolnya. Kelenteng atau Miao sebagai rumah ibadat masyarakat Khonghucu itu bersumber kitab kitab suci Si Shu dan Wu Jing. Para tokoh sesepuh membangun Kelenteng menggunakan simbol simbol ornamen dan lukisan serta relief sesuai keimanan agama Khonghucu. Kelenteng memiliki kekuatan sosio kultural dan kultur spiritual. Kultur spiritual itu tumbuh bersama masyarakat yang beribadat di Kelenteng, bukanlah budaya Tionghoa, Korea, atau Asia Timur yang menguasai Kelenteng.  Sebaliknya Kelenteng (Miao) itulah yang mengembangkan sosio kultural dan kultur spiritualnya ke seluruh penjuru dunia.   Dalam kitab suci Wu Jing bagian kitab Yi Jing dikatakan, Kelenteng itu diwahyukan oleh firman Tuhan Yang Maha Esa (Tian Ming), melalui ajaran suci para Nabi (Sheng ren) dan cahaya kebajikan para malaikatNya (Shen Ming).   

 

Para pemeluk agama Khonghucu juga mempunyai altar keluarga atau altar leluhurnya yang disebut: Kongpo, Hiolo (Xiang Lu), Lingwei. Mereka juga beribadat di altar sembahyang Tuhan YME yang menghadap ke langit lepas di dalam keluarga masing masing. Keluarga Khonghucu di tanah air Indonesia sudah memiliki tradisi beribadah kepada Tuhan YME yang disebut Thikong (Tian Gong), kepada para suci (Shen Ming), terutama Leluhur masing masing. Tata ibadah agama ini diajarkan oleh Nabi Besar Kong Zi, yang dapat dilihat pada kitab suci Catatan Kesusilaan Li Ji.  Ibadah telah menjadi bagian keseharian pemeluk agama Khonghucu, yang diwariskan kepada generasi muda kita.

 

Anak anak semenjak usia dini sudah tertarik melihat orang orang dewasa berdatangan ke sebuah kelenteng atau Miao. Mereka merasa akrab sekali dengan permainan Long dan Shi (naga Liong dan barongsay), dan mereka menemukan ornamen, gambarnya di setiap Kelenteng. Sumber ornamen dan simbol itu tertulis di dalam kitab suci agama Khonghucu. Kelenteng (Miao) bersumber pada sistem altar, ornamen dan tata ibadah yang terdapat di dalam Kong Zi Miao dan Wen Miao. Salah sebuah Wen Miao tertua di Asia Tenggara ada di Jalan Kapasan 131 Surabaya. Dengan demikian akan diperoleh sebuah bahan kajian yang jauh lebih luas dan cermat, karena semua lembaga dan sistem altar rumah ibadah agama Khonghucu itu memiliki ketentuan keimanan tertentu. Semua ketentuan itu ada di dalam kitab suci agama Khonghucu (Si Shu  dan Wu Jing).

 

Sebuah sistem altar di rumah ibadah Kelenteng (Miao庙), tempat kebaktian agama Khonghucu (Kong Miao Li Tang孔庙礼堂), bersumber pada sebuah Kong Zi Miao孔子庙 dan Wen Miao文 庙. Semua Kelenteng di seluruh dunia termasuk di Indonesia pasti mempunyai standar sistem altar dan perlengkapan, serta tata ibadah / ritual maupun ornamen keagamaan kompleks bangunan Kongzi Miao dan Wen Miao.

✧ PENDAHULUAN ✧

Tatanan ibadah masyarakat Khonghucu Indonesia dimulai dari keluarga. Ayah Ibu adalah pembina rohani bagi putera-puterinya. Keluarga pemeluk agama Khonghucu makin berkembang, sebagai bagian sosial religius masyarakat luas.

 

Masyarakat Khonghucu di kepulauan Nusantara semenjak tercatat dalam sejarah Tarumanagara Sunda Kelapa (4-5 abad Masehi) semakin melebur dalam masyarakat. Peleburan agama Khonghucu itu jelas memberikan warna budaya keagamaan yang berbeda dengan perkembangan agama Khonghucu ini di Jepang, Korea, Indo China  maupun di Taiwan dan Tiongkok.

 

Kesadaran kolektif pemeluknya tumbuh sebagai masyarakat yang memiliki keterikatan dengan satu tanah air yaitu Indonesia. Rumah rumah ibadatnya didirikan oleh pemeluk agama Khonghucu berupa Miao atau kelenteng di berbagai wilayah Nusantara dari generasi ke generasi. Di kepulauan Nusantara ini agama Khonghucu tumbuh sebagai agama masyarakat, bukan agama kerajaan.

 

Seorang sarjana sosiologi agama, Joachim Wach mengatakan bahwa, dalam kehidupan masyarakat secara signifikan selalu terjadi interaksi sosial yang kental antara agama dan masyarakat. Bahwa dari interaksi tersebut dapat membentuk suatu lembaga sosial keagamaan dan sosial kemasyarakatan secara mantab. (Drs.H.Abdul Fatah, ‘Sosiologi Keagamaan’ – Proyek peningkatan Kerukunan Hidup Umat Beragama, PKUB Departemen AgamaRep.Indonesia, July 2003; 1)

 

Di dalam rumah rumah ibadat Kelenteng dikenal adanya kelembagaan sosial keagamaan Jing Tian Zun Zu (敬天 尊祖). Artinya: hormat beriman kepada Tuhan, dan berdoa memuliakan arwah leluhur. Hal ini dilandasi oleh semangat berbakti (xiao si孝思) memuliakan hubungan harmonis dengan ayah-bunda, kakek nenek dan leluhur mereka. Sebaliknya menjadi kewajiban setiap orangtua untuk penuh kasih mendidik dan menyayangi anak-anaknya.

 

Kedua istilah sosial keagamaan Jing Tian dan Zun Zu (‘hormat beriman – jing敬 kepada Tian’ dan ‘berdoa memuliakan – zun尊 kepada leluhur’) itu berakar pada sikap spiritual yang disebut: satya (zhong忠) bertaqwa vertikal kehadirat Tian Yang Maha Esa.

 

Dr.Js.Ongky Setio Kuncono, S.E., M.M., M.B.A. menulis, “Xs.Tjhie Tjay Ing menyetarakan satya (zhong忠) dengan taqwa, bakti ke arah vertikal yaitu kepada Tian, sedangkan tenggang rasa/tepasarira ke arah horizontal yaitu kepada sesama manusia.” (Setio Kuncono, Ongky; ‘Bisnis yang beriman dan Beretika’ SPOC - 2013; 81)

 

Di dalam budaya religius Ru Jiao (Agama Khonghucu) diajarkan adanya Lima Hubungan Kemanusiaan (wu lun 五 论) yang dikenal juga sebagai Lima Jalan Suci Bermasyarakat (wu da dao 五 达 道 ). Ke lima Jalan Suci Bermasyarakat tersebut meliputi:

 

1.Jun Chen  (君臣)      = hubungan Jalansuci antara Atasan (jun) dan Bawahan (chen)

2.Fu Zi         (父子)      = hubungan Jalansuci antara Orangtua (fu. mu) dan anak (hai zi)

3.Fu Fu        (夫妇)     = hubungan Jalansuci antara Suami (fu) dan Isteri (fu)

4.Xiong Di  (兄弟)       = hubungan Jalansuci antara Kakak (xiong, jie) dan adik (di, mei)

5.Peng You (朋友)       = hubungan Jalansuci antara Kawan (peng) dan sahabat (you)

 

Dan tripusaka kebajikan (san da de 三 达 德) untuk menjalin kelima Jalan Suci kemasyarakatan di atas sebagai kesatuan tekad.

 

            Tuntunan ibadah agama Khonghucu dimulai di dalam keluarga pemeluknya, ayah bunda adalah sekaligus sebagai pembina rohani bagi putera-puterinya. Barulah kemudian dikembangkan secara sosial religius di rumah rumah ibadah.

✧ RUMAH IBADAH DAN RUANG KEBAKTIAN UMAT KHONGHUCU

Dalam Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu, sesuai yang dituliskan di dalam Kitab Suci Ru Jiao (Wujing五 经, dan Sishu四 书), ditetapkan sebagai Rumah Ibadah agama Khonghucu, sebagai-berikut:

 

 

1.Tian Tan                  : Tempat ibadah untuk bersujud kepada Tian YME

   (天 坛)

 

2.Kong Zi Miao           : Komplek bangunan Kong Miao berkebaktian bagi Nabi

   (孔 子  庙)                   Kong Zi dan menempatkan Jin Shen (金神) Nabi Kong

                                       Zi  pada altarnya.

          

3.Wen Miao                 : Kong Miao dan meletakkan Shen Zhu (神主) Nabi Kong                       

    (文 庙)                        Zi pada altarnya.                              

          

4.Kong Miao Litang    : Ruang kebaktian,tempat segenap umat agama Khonghucu   

               (孔 庙 礼 堂)              melaksanakan ibadah bersama.

     

5.Zhong Miao/Zu Miao: Rumah Abu leluhur, tempat umat agama Khonghucu   

   (宗 庙 / 祖 庙)            berdoa memuliakan arwah leluhurnya.

 

6.Xiang Wei                  : Altar leluhur di dalam keluarga, tempat umat  agama

   (香  位)                          Khonghucu) berdoa memuliakan arwah leluhur bersama

     keluarganya.

 

7.Kelenteng/Miao        : Rumah ibadah kepada Tian YME, nabi Kong Zi,untuk     

   (庙)                              berdoa memuliakan para malaikat dan arwah suci agama  

                                       Khonghucu.

 

8.Jiao                          : Altar sembahyang kepada Tian Yang Maha Esa.

               (交)

 

9.She                           : Altar sembahyang bagi Malaikat Bumi. 

   (社)

✧STANDAR RUMAH IBADAH DAN SISTEM ALTAR KELENTENG (MIAO)

Sistem altar dan tata ibadah di semua Kelenteng atau Miao (庙) apapun nama atau sebutannya, kapanpun dan di manapun dia dibangun, bersumber pada sebuah Kelenteng untuk memuliakan Nabi Kong Zi (551-479 sM).

 

Kelenteng itu dibangun oleh rajamuda Lu Ding Gong di Qu Fu dua tahun setelah Zhi Sheng Kong Zi mangkat. Itulah Kong Miao pertama di dunia, yang rakyat jelata kini bisa menghormat sang Nabi Besar, Da Cheng Zhi Sheng Kong Zi (大成 至圣 孔子).

 

Kong Miao (孔庙) atau rumah ibadah utama agama Khonghucu, di seluruh dunia ada dua macam: Kong Zi Miao (孔子 庙) dan Wen Miao (文 庙). Apa beda antara keduanya ?

 

1.Kong Zi Miao ialah sebuah rumah ibadah utama agama Khonghucu,   yang me

   nempatkan Jin Shen (ukiran wujud fisik) Nabi Besar Kong Zi di altarnya.

   Jin Shen Nabi Besar Kong Zi itu di kiri kanannya didampingi oleh ukiran per

   wujudan Jin Shen 4 tokoh Khonghucu yang terdekat dengan sang Nabi Besar.

   Keempat pendamping itu disebut: Si Pei (四配). Terdiri dari: dua murid utama

   Yan Yuan, Zheng Zi. Dan Kong Ji atau Zi Si cucu Nabi Kong Zi, serta Meng Zi   

   tokoh penegak agama Khonghucu 1 abad sesudah Nabi Kong Zi mangkat.

 

2.Wen Miao ialah sebuah rumah ibadah utama agama Khonghucu seperti Kongzi

   Miao, namun tidak menempatkan Jin Shen melainkan Shen Zhu (papan suci)
               Nabi Besar Kong Zi, Shen Zhu keempat Si Pei (四配), dan masing-masing 12

   murid Nabi Besar Kong Zi di kiri dan kanan Shen Zhu Nabi Besar Kongzi.

  

               Kong Zi Miao serta Wen Miao dibangun atas perintah seorang raja.     Kong Zi

               Miao pertama yang dibangun raja Lu di Qu Fu (曲阜) dinasti  Zhou (周477 sM)

               untuk memuliakan serta melestarikan Jalan Suci Ru Jiao (儒教) yang diajarkan

               Nabi Besar Kong Zi.

 

Setelah itu banyak dibangun berbagai Miao (庙) atau Kelenteng bagi pemeluk Khonghucu di Tiongkok, Korea, Jepang, Indochina dan Asia Tenggara. Di dalam berbagai Miao itu umat bersembahyang kepada Tuhan (Tian 天), para Nabi (Sheng Ren 圣 人), para Malaikat dan tokoh suci (Shen Ming 神 明) dan berdoa memuliakan para leluhur (Zun Zu 尊 祖).

 

  

            Sistem altar dan lembaga ibadah yang diterapkan di dalam berbagai Miao atau Kelenteng tersebut berakar pada Tata Ibadah dan sistem altar di sebuah Kong Miao. Adapun Tata ibadah dan sistem altar di dalam sebuah Kong Miao (Kong Zi Miao maupun Wen Miao) bersumber pada Tata Ibadah Ru Jiao (儒教仪礼) sebagaimana tertulis di daam kitab suci Si Shu dan Wu Jing. Ru Jiao atau agama Ru adalah sebutan agama Khonghucu pada zaman kehidupan sang Nabi Besar bahkan pada zaman para Nabi/Raja Suci Purba Ru Jiao ribuan tahun sebelumnya. 

 

Sebagaimana tertera dalam Kitab Kitab Ru Jiao (Si Shu Wu Jing) di zaman para Nabi/Rajasuci Purba Ru Jiao, berasal dari tiga macam altar ibadah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Catatan Kesusilaan Li Ji, yakni: JIAO (交), SHE (社), MIAO  (庙).

 

Jadi Miao (庙) adalah salah sebuah di antara tiga lembaga ibadah dan sistem altar Ru Jiao di zaman Para Nabi/Rajasuci Purba (Xian Sheng Wang 先 圣王) sejak dua ribuan tahun lebih sebelum kehidupan Nabi Besar Kong Zi sendiri, yaitu sekitar 50 abad silam. Semua Kong Zi Miao (孔字 庙) maupun Wen Miao (文 庙) itu semula di bangun di wilayah Tiongkok sekarang, juga di Korea, Jepang. Semuanya berada di belahan bumi bagian Utara.

✧WEN MIAO INDONESIA (印 尼 文 庙)

Kong Miao pertama yang dibangun di selatan garis Katulistiwa, adalah Wen Miao di Indonesia (Yin Ni Wen Miao印 尼 文 庙) di kota Surabaya – Jawa Timur. Wen Miao ini merupakan Rumah Ibadah Utama Umat Khonghucu dan satu-satunya yang ada di kawasan Asia Tenggara. Rumah Ibadah Wen Miao di tanah air Indonesia ini terletak di Jalan Kapasan 131 Surabaya. angun di depan bangunan lama Wen Chang She.  




Wen Miao Indonesia (Boen Bio) di Jl.Kapasan 131 Surabaya

diresmikan tahun 1906 dan bangunan sekolah Tripusaka

(d/h. THHK Kapasan Dalam) di belakangnya

 

Bangunan Wen Chang She (文 昌 社) yang dibangun tahun 1883 kini menjadi gedung sekolah Tripusaka. Sekolah ini dibina oleh para pengurus Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) – Bunbio (Wen Miao) Surabaya.

 

 

            Pembangunan Wen Miao selesai dan diresmikan bertepatan peringatan Hari Lahir Nabi Besar Kong Zi, 27 bulan 5 tahun 2457 Kong Zi Li (Yin Li), tahun 1906 Masehi. Luas bangunan utama Wen Miao dan sekolah Tripusaka (dulu disebut: Tiong Hoa Hwe Koan Kapasan Dalam) adalah: 1.173 Meter Persegi.

 

Sejarah mencatat pembangunan Wen Miao dibeayai oleh himpunan dana masyarakat Indonesia Tionghoa ditambah dengan hasil perjuangan heroik masyarakat kecil Surabaya. Mereka dinyatakan menang oleh Pengadilan Negeri Kolonial Belanda atas tuntutan ganti rugi terhadap perkumpulan dagang milik warga Belanda, H.V.A. (Handels Vereeniging Amsterdam - Koloni Dagang Amsterdam) sebesar 25.000 gulden.

✧MAKNA RELIGIUS WEN MIAO

          Bangunan rumah ibadah utama agama Khonghucu Wen Miao berlatar-belakang arsitektur Tionghua Purba dengan aspek YIN YANG (阴 阳). Hal ini terlihat pada sepasang Singa Batu Berukir yang mengapit kiri dan kanan jalan masuk Wen Miao. Di tengah lantai terdepan Wen Miao, sebagaimana juga semua Kongzi Miao terdahulu, terlihat tanjakan licin (ada juga yang berukir kepala naga Long menghadap ke depan). Kita tidak dapat memasuki Wen Miao dari jalan tengah yang licin itu, melainkan harus melewati tangga kiri dan kanan Wen Miao.

 

            Shi (狮) atau singa batu kiri (dilihat dari letaknya) digambarkan kaki depan memegang uang gobok logam Tiongkok kuno, melambangkan sifat ‘YANG’ seorang laki

Laki memiliki kewajiban dan tanggung-jawab mencari nafkah. Shi atau singa batu sebelah kanan digambarkan menjaga anaknya, yang melambangkan ‘YIN’ seorang perempuan memiliki kewajiban dan tanggung-jawab merawat anak-anaknya dengan penuh kasih.

 

            Sifat YIN YANG (阴 阳) inipun merupakan aspek geografis kota Surabaya tempat Wen Miao dibangun. Di kota ini terdapat dua pasang sungai besar, yang masing masing punya dua muara menuju ke arah lautan (selat Madura), yaitu: Sungai Mas (Kalimas) dan Sungai Pengirian. Keberadaan empat muara dari dua sungai itulah menyebabkan masyarakat Indonesia Tionghoa menyebut kota Surabaya sebagai: Si Shui (Empat Aliran Air). Hal ini menyerupai letak geografis Kong Lin – kompleks makam keluarga Kong di Tiongkok yang dialiri empat sungai Si Shui (四 水).

✧QILIN DAN MUDUO

Pada pembatas ruangan altar Wen Miao tergambar sepasang QILIN (麒 麟). Disebutkan bahwa Qilin merupakan hewan paling agung diantara hewan berkaki empat. Yang jantan disebut: QI ( 麒 ). Yang betina disebut: LIN ( 麟 ).

 

 

 

Dalam hikayat kelahiran Nabi Besar Kongzi, hewan Qilin datang tatkala ibunda Yan Zheng Zai menjelang mengandung anaknya yang kelak dikenal sebagai Zhi Sheng Kong Zi (大成 至圣 孔子). Sang Ibunda mengikatkan pita merah pada tanduk tunggal sang Qi Lin.

 

Gambar Qi Lin lazimnya ditempatkan di dalam simbol Genta Rokhani (Mu Duo 木铎). Mu Duo ialah sebuah genta logam (duo铎) dengan pemukulnya dari kayu (mu木).

Mu Duo atau Bok Tok adalah Genta Rohani Tuhan Yang Maha Esa, maka disebut: Thian Ci Bok Tok (Tian Zhi Mu Duo天 之 木铎). Yang dimaksud dengan Genta Rohani Tuhan Yang Maha Esa ialah Nabi Besar Kongzi.

 

            Wen Miao (Boen Bio) di Surabaya merupakan rumah ibadat bagi umat Khonghucu di tanah air Indonesia, semenjak masih pada zaman kolonial Belanda. Bahkan dalam bahasa Belanda ketika peresmiannya pada tahun 1906 rumah ibadat Wen Miao dinamakan: de kerk van Confucius (gereja Khonghucu).   Tapi bagi masyarakat Tionghoa Nusantara, Wen Miao (Boen Bio) dan simbol Kilin (Qilin麒麟) dan Genta rohani Bok Tok (Mu Duo木铎) sudah menyatu sebagai iman mereka kepada Thian (Tian天) yang telah mefirmankan Nabi Besar Kong Zi sebagai Bok Tok (Mu Duo) atau Genta RohaniNya.

 

Sekitar tahun 1920 di Wen Miao inipun para sesepuh agama Khonghucu sebagai pengurus lembaga agama Khonghucu (Kong Jiao Hui) di Surabaya menerbitkan ajalah kerohanian. Majalah itu bernama Djiep Tek Ci Boen (Ru De Zhi Men 入 德 之 门)

 

            Simbol yang ada di dalam Wen Miao inilah yang menjadi landasan spiritual, sehingga tokoh sesepuh umat Khonghucu Indonesia memakai simbol Qilin maupun Muduo sebagai spirit dalam mengimani agama Khonghucu. Simbol Zhong Shu (忠恕) artinya: Satya akan Firman Tian, dan Tepasarira sebagai Jalan Suci Nabi Besar Kong Zi, dilambangkan oleh adanya sepasang pilar di ruang utama Wen Miao.

 

Simbol Genta Rohani atau Muduo bahkan dipilih sebagai Lambang kelembagaan Khong Kauw Hwee (Kong Jiao Hui) sehingga terbentuknya pada 16 April 1955 In Ni Khong Kauw Cong Hwee (Yin Ni Kong Jiao Hui) atau Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), Genta yang ditengahnya tertulis dua huruf: satya dan tepasarira Tiong Si (Zhong Shu忠恕).

 

Lambang Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) bagian tengah Mu Duo dituliskan huruf Zhong Shu (忠恕). Zhong Shu bersumber dari sabda Nabi Besar Kong Zi: ”Jalansuci Ku (Wu Dao吾道) itu satu, yang menembus semuanya.” Ditegaskan oleh Zheng Zi murid utama Beliau, “Itulah Satya (Zhong忠) kepada Tuhan, dan Tepasalira (Shu恕) kepada sesama manusia.”

✧SEPASANG LIONG (NAGA LONG)

            Pada empat Pilar di pendapa (Ting) depan Wen Miao, maupun di sepasang Pilar di ruang utama Wen Miao terdapat relief Long atau naga Liong. Relief Long itu melilit Pilar, dengan sebuah keistimewaan pada cakarnya. Lazimnya cakar naga Long di Miao umumnya berjumlah empat. Khusus cakar naga Long di Wen Miao berjumlah lima. 

 

Keempat Pilar di pendapa/serambi depan Wen Miao itu melambangkan persaudaraan semesta, sebagaimana disabdakan Nabi Besar Kong Zi: ”Di Empat Penjuru Lautan Semuanya Bersaudara (Si Hai Zhi Nei Jie Xiong Di Ye四海之内皆兄弟也) !”

 

Sepasang Pilar di ruang utama Wen Miao melambangkan Jalan Suci Nabi Besar Kong Zi, yakni: Zhong Shu (忠恕). Artinya: Satya akan Firman Tian, dan Tepasalira kepada sesama hidup .

 

Kelima cakar naga Long di pilar pilar Wen Miao itu melambangkan lima kebajikan Watak Sejati karunia Firman Tian, disebut: Wu Chang (五常). Terdiri atas: Cintakasih (Ren仁), Kebenaran/keadilan/kewajiban (Yi义), Kesusilaan (Li礼), Kebijaksanaan (Zhi智), serta Dapat Dipercaya (Xin信).

✧MAKNA ROHANI RUANG ALTAR  WEN MIAO

Wen Miao memiliki empat ruangan dalam. Ruang Altar, Ruang Utama/Tengah, Ruang Kiri dan Ruang Kanan. Ruang Altar dibatasi dengan pembatas bayu berukir, dengan bergambar Qi Lin.

           

Ruang Utama/Tengah adalah yang terbesar, dengan ditopang sepasang Pilar berelief naga Long tadi, sebagai ruang umat Khonghucu melaksanakan ibadah kepada TIAN, dalam bimbingan Nabi Besar Kongzi, dan berkebaktian mengikuti bimbingan studi Firman Tian (Xuan Dao宣道) melalui khotbah (Jiang Dao 讲道).

           

Di tengah kedua Pilar menggantung sebuah ukiran kayu berukir naga Long, dihias

sebelas buah lampu pada kepala dan badan ukiran naga Long tadi. Dua buah lampu sebagai mata naga, dan sebuah lampu merah pada lidah naga. Dua lampu sebagai mata naga melambangkan Jalan Suci Tian, yakni: Yin Yang. Satu lampu merah pada lidah naga melambangkan Maha Esa Tian, kuasa Firman Tian.

           

Delapan lampu pada tubuh naga, melambangkan pada usia kandungan bulan kedelapan hidup sang bayi dalam kondisi rawan. Kemudian terdapat lampu kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas, sebagai lambang pada usia kandungan ke sembilan, sepuluh dan sebelas mempunyai harapan hidup yang besar dan sehat saat dilahirkan. Dalam hikayat Nabi Besar Kongzi dilahirkan pada usia kandungan ibundanya memasuki bulan ke sebelas.

 

            Ruangan dalam Wen Miao memiliki tiga buah jendela besar di sebelah kiri, melambangkan: Tian, Di, Ren (天 地 人) Tuhan, Alam semesta, Manusia. Lazim disebut Tiga Hakikat Kuasa Tian: San Cai (三才). Tiga jendela besar di dinding kanan ruangan dalam itu melambangkan benda di antariksa ciptaan Tian, yaitu: Ri, Yue, Xing (日 月 星) Matahari, Bulan, Bintang.

 

            Lima pembatas kayu berukir antara Ruang Tengah dan Ruang Altar yang lantainya lebih tinggi berwujud Gerbang Kebajikan (De Men德门). Memasuki ruang altar bermakna: Memasuki Gerbang Kebajikan (Ru De Zhi Men入 德 之 门) .

✧MEJA ALTAR TIGA TINGKAT  WEN MIAO

Wen Miao memiliki keistimewaan, yakni memiliki keja altar tiga tingkat, yang melambangkan: Tian Guan, Di Guan, dan Ren Guan. Hal ini bersumber pada Tiga Hakikat Kuasa Tuhan Yang Maha Esa: San Cai sebagaimana dijelaskan di atas.

 

1.MEJA ALTAR PALING DALAM, PERSEGI PANJANG.

 

            Melambangkan: Tian Guan. Di atas meja altar ini ditempatkan kayu berukir ber bentuk rumah: Shen Zhu Kan (神主龛).   Di dalamnya ditempatkan Papan Nama (Shen Zhu神主) Nabi Besar Kongzi  berukirkan huruf: Da Cheng Zhi Sheng Kongzi (大成至圣孔子).

            Shen Zhu Nabi Besar Kongzi ini diapit empat buah shenzhu Empat Pendamping (Si Pei四配) Nabi Besar Dan Sempurna Kongzi:

 

1.Yan Yuan                 - murid utama Nabi Besar Kong Zi.

2.Zheng Zi                  - murid utama Nabi Besar Kong Zi.

3.Zi Si                                     - cucu Nabi Besar Kong Zi.

4.Meng Zi                   - penegak Ru Jiao seabad setelah kemangkatan Nabi

                                                  Besar Kong Zi.

            Di samping kiri dan kanan Shenzhu Kan Nabi Besar Kong Zi dan Si Pei tersebut diletakkan pula Shen Zhu Kan untuk menempatkan Shen Zhu 12 pengikut Nabi Besar Kongzi yang bijaksana (Shi Er Zhi十二哲 ), yang disebut: Xian Xian (先贤), dan Xian Ru (先儒).

Di meja altar paling dalam ini punya keistimewaan yaitu seperangkat cangkir teh, tersusun berjumlah: tiga cangkir paling dalam. Kedua enam cangkir. Dan paling depan duabelas cangkir. Perlengkapan tiga susun cangkir teh ini khusus terdapat di Wen Miao, sesuai yang telah diwariskan oleh para sesepuh (Zhang Lao张老).
  
 

 

2.MEJA Altar KEDUA, BUJUR SANGKAR MEDIUM.

 

            Melambangkan: Di Guan. Di atasnya ditempatkan seluruh perlengkapan ibadah, yaitu:lampu minyak abadi (Shen Deng神灯). Tiga Mustika (san bao三宝), bunga dan air putih di kiri dan air teh di kanannya, melambangkan Yin Yang (阴阳) dan Tai Ji (太极) Maha Kuasa Tian Khalik Pencipta Semesta Alam dan segala makhluk ciptaanNya.

 

Sepasang lilin besar berwarna merah melambangkan kemuliaan. Kitab Suci Si Shu Wu Jing. Tempat memperapikan surat doa (Wen Lu文炉). Tiga teh dan manisan (Cha Liao). Tempat Membakar serbuk dupa (Xuan Lu宣炉). Pada ibadah besar juga ditempatkan lima macam buah (tiga buah berbiji banyak tidak berduri sesuai musim di tengah, dan di sisi kirinya buah pisang, serta di sisi kanannya buah jeruk). 

 

3.MEJA Altar KETIGA, BUJUR SANGKAR KECIL.

 

            Di atas meja paling depan ini ditempatkan sepasang lilin kecil berwarna merah di sisi depan meja. Tiga cangkir teh dan tempat tehnya. Paling depan sebuah Tempat Dupa (Xiang Lu香 炉). Meja paling depan ini di bagian depannya tertutup dengan Kain Meja Altar (Zhuo Wei桌 帏). Di sisi kiri dan kanan meja altar paling depan ini juga terdapat kayu ukiran untuk menempatkan sepasang lilin berwarna merah.

           

Pemeluk Agama Khonghucu melaksanakan ibadah dengan tiga kali berlutut, dan sembilan kali bersujud ke tanah (San Gui Jiu Kou三 跪 九 叩) di depan Altar Wen Miao inilah setiap Ibadah Besar, misalnya Ibadah Besar Zhi Sheng Dan Memperingati Kelahiran Nabi Besar Kong Zi.

 

            Demikianlah kekhususan susunan meja altar di Wen Miao tertua di selatan katulistiwa, yang direnovasi dan diresmikan pertamakali pada tahun 1906 di kota Surabaya. Sebuah bangunan rumah ibadah utama pemeluk Agama Khonghucu, yang memiliki sistem altar yang khas melambangkan San Cai (Tian, Di, Ren). Pada Miao atau kelenteng pada umumnya semuanya itupun mengacu pada tatanan altar yang ada di sebuah Kong Zi Miao atau Wen Miao.

★KESIMPULAN.

Dibangunnya sebuah Kong Miao di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di dekat ibukota Jakarta dimaksudkan untuk melestarikan nilai nilai kelembagaan dan sistem altar khas Ru Jiao tersebut. Sebagai Kong Miao khas Indonesia, bangunan ibadah ini terdiri tiga unit: TIAN TAN, KONG MIAO, dan KELENTENG (MIAO).

 

           Bangunan TIAN TAN (天 坦) di posisi kanan Kong Miao ialah sebuah bangunan ibadah khusus kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai Maha Pencipta. Di dalam kitab suci Yi Jing disebut sebagai: QIAN (乾). Inilah satu-satunya altar ibadah yang ada di dalamnya. 

 

           Bangunan KONG MIAO (孔 庙) di TMII ialah sebuah bangunan ibadah khusus kepada Nabi Besar Kong Zi. Pada altar Kong Miao TMII ditempatkan sebuah jinshen Dacheng Zhi Sheng Kong Zi. Untuk melestarikan ciri khasnya sebagai Kong Miao Indonesia, maka di altar Kong Miao TMII meneladan pada altar Wen Miao pertama Indonesia di Surabaya, seyogyanya ditempatkan pula Shen Zhu Empat Pendamping Nabi Kong Zi, yang disebut: Si Pei (四 配) yang telah kami sebutkan terdahulu.

 

Bangunan KELENTENG (庙) di TMII di posisi kiri Kong Miao dimaksudkan untuk persembahyangan umat Khonghucu kepada beratus Shen Ming, sebagaimana ditulis di dalam kitab suci Si Shu bagian Meng Zi sebagai Bai Shen   (百 神).

 

            Peran sentral Kong Miao, berbagai Kelenteng, dan Kongmiao Litang merupakan rumah ibadah pemeluk agama Khonghucu untuk sujud beriman kepada TIAN Yang Maha Esa. Di dalam tuntunan rohani Nabi Besar Kong Zi, umat memuliakan para Malaikat dan Tokoh Suci (Shen Ming). Disamping itu juga untuk berdoa memuliakan arwah para pendahulu, para leluhur yang telah mewariskan sebuah tuntunan agama Ru (agama Khonghucu) kepada generasi kita dewasa ini maupun masa mendatang.

 

Tata Keagamaan yang bersumberkan Kitab Suci Wu Jing dan Si Shu, khususnya Kitab Li Ji yang diajarkan Nabi Besar Kong Zi, diterapkan dari generasi ke generasi di semua Kong Zi Miao maupun Wen Miao.  Tata ibadah besar dengan melaksanakan San Gui Jiu Kou di sebuah Kong Miao kemudian merupakan standar beribadah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu. Tata Agama inilah acuan setiap agamawan pemeluk agama Khonghucu, dan dipergunakan oleh semua Kong Jiao Litang Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) dan Dewan Rokhaniwan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) di tanah air Indonesia.

 

Dalam beberapa hal memang Tata Keagamaan di dalam Wen Miao tertua pemeluk agama Khonghucu Indonesia di kota Pahlawan Surabaya itu masih melestarikan Tata upacara Ibadah Besar Lahir Nabi Besar Kong Zi, maupun hari hari besar keagamaan Khonghucu sesuai budaya religius yang berkembang, tanpa kehilangan bentuk aslinya.

 

Sejarah menunjukkan, bahwa meleburnya kearifan budaya Ru Jiao (Khonghucu) melalui rumah ibadah utama pemeluk agama Khonghucu di Wen Miao, Kong Miao Litang dan berbagai Kelenteng (Miao) di tanah air Indonesia ini, disesuaikan perkembangan kehidupan rohani masyarakat Indonesia. Tata Ibadah dan sistem altar yang khas dan perlu senantiasa dilestarikan.

✧"Huang Yi Shang Dî. (皇。 矣。 上。帝 。) Wei Tian You De. ( 惟. 天. 佑. 德.) ✧Shanzai (善哉).

★By: Xs. Buanajaya bs, 2013.
☀Sumber : www.matakin.or.id
★Diposkan oleh: ((..::Yoky Confucius::..))