Well✧Come
四 海 之 內,皆兄 弟 也.
✧"Sì Hǎi Zhī Nèi, Jiē Xiōng Dì Yě."
"Di Empat Penjuru Lautan, Semua Saudara."
☀ Confucius (LunYu,XII:5).

Confucius
☀ The Wisdom of Confucius

★ Kung Fu Tse
Kung dilahirkan dalam tahun 551 S.M di negara bagian Lu dari seorang anggota keluarga bangsawan, sebagai anak kecil, yang disukainya ialah bermain sebagai raja yang bijaksana. Dengan sungguh-sungguh beliau menjalankan peranan itu dan meniru upacara-upacara kerajaan. Waktu  berusia 17 tahun, beliau di antara teman-temannya terkenal sebagai anak yang pandai dan berilmu. Tetapi sepeninggal ayahnya Kung Fu Tse hidup miskin, sehingga  tak dapat meneruskan sekolahnya.

Mula-mula  bekerja sebagai pengawas gudang-gudang gandum negara di daerahnya. Segala sesuatu yang dikerjakannya berlangsung dengan baik. Kemudian  menjadi pengawas sawah-sawah negara di wilayah itu juga dan di bawah pimpinannya ternak wilayah itu menjadi kuat dan sehat. Sementara itu kecakapannya menarik perhatian pembesar-pembesar pemerintahan, sehingga beliau mencapai jabatan yang tinggi.

Waktu berusia 22 tahun, Kung Fu Tse meninggalkan jabatannya dan mulai mengajarkan ilmunya kepada anak-anak muda yang haus akan pengetahuan. Baginya tak ada anak miskin atau kaya. Yang menjadi syarat untuk dapat mengikuti pengajarannya ialah kerajinan dan kecakapan serta uang pangkal yang terdiri dari sejumlah daging kering (dendeng), menurut kebiasaan waktu itu. Salah seorang siswanya mengambarkan Gurunya sebagai orang yang sederhana hidupnya, baik hati dan sangat ramah terhadap sesama manusia. Dari gambaran itu kita memperoleh kesan bahwa, Kung Fu Tse ialah orang yang suka belajar dan mengajar, orang yang membenci segala kemalasan dan kebodohan.




terkenal sekali ucapan Kung Fu Tse : "Orang yang mencari kebenaran, tetapi malu berpakaian sederhana, ialah orang gila yang tidak perlu kita ajak bicara." Kepada seorang muridnya yang tidur siang beliau bersabda: "Kayu yang lapuk tak ada faedahnya, tembok dari tanah yang lunak, tak dapat diperkeras. Kepada si Yu (anak yang tidur siang itu) tak perlu diberi pelajaran apa pun."




Untuk memenuhi kehausannya akan pengetahuan dan juga untuk memperoleh buku pelajaran yang baik bagi murid-muridnya, beliau menulis kitab-kitab tentang sejarah, musik, mengarang sajak dan ritual upacara. Ajarannya dalam kitab-kitab itu berpengaruh luas dan dalam sekali di dalam masyarakat bangsa Han (Tionghoa). Di dalam kitab-kitabnya dibentangkan hal-hal mengenai keindahan alam, pekerjaan di sawah, kebiasaan rakyat, suka duka beribu-ribu penduduk, sehingga kitab-kitab itu menjadi sumber pengetahuan tentang peri kehidupan bangsa Han kuno. Salah satu jasa Kung Fu Tse yang besar sekali ialah memberi kesempatan kepada murid-muridnya untuk mengenal hasil karya pengarang-pengarang sebelum zaman itu. Sampai pada waktu itu hasil karya pengarang-pengarang tersebut simpan di dalam perpustakaan kekaisaran, tidak boleh dibaca oleh orang biasa dan tidak boleh diajarkan kepada sembarang orang.




Kung Fu Tse ialah orang yang mengagumi zaman kaisar Chou dari lebih kurang 1000 SM. Zaman itu dianggapnya zaman yang gemilang dan patut dijadikan contoh oleh raja-raja yang akan memerintah. Kebetulah sekali zaman Kung Fu Tse diliputi oleh suasana pertikaian, perebutan kekuasaan,  peperangan dan kekacauan. Tidak putus-putusnya beliau mengajarkan kepada muridnya, bahwa zaman Chou itulah yang harus dijadikan pedoman hidup sehari-hari. Kepada para pejabat dianjurkannya, agar mereka mengambil kebijaksanaan raja Chou sebagai contoh pemerintahan yang akan dapat membawa keagungan negara. Tetapi semua daya upayanya sia-sia belaka. Oleh karena itu, maka dalam tahun 500 SM, akhirnya Kung Fu Tse menyetujui pengangkatannya sebagai kepala kehakiman di ibukota. Beliau berpendapat, bahwa dengan demikian akan dapat membawa keteraturan di dalam negeri. Cita-citanya terlaksana. Untuk anak-anak dan orang yang lanjut usianya disediakan makanan yang sehat, orang-orang yang kuat harus menjalankan pekerjaan yang lebih berat daripada orang-orang yang lemah, pedagang-pedagang tidak akan meminta harga yang tinggi, barang-barang yang hilang akan dikembalikan kepada pemiliknya. Karena hasil yang gemilang itu, maka beliau diangkat menjadi perdana menteri. Kung Fu Tse memimpinn pemerintahan dengan bijaksana. Oleh karena itu, negara menjadi tenteram, rakyat hdup dengan damai dan makmur serta kemajuan rakyat terpelihara baik-baik. Tindakan sewenang-wenang oleh pejabat-pejabat dapat diberantas keakar-akarnya, sedangkan raja sendiri dengan adil menjalankan pemerintahan atas nasihat Kung Fu Tse. Jika keadaan demikian berlangsung terus, kemungkinan besar Lu akan menjadi kekaisaran. Hal itu menimbulkan rasa iri hati pada negara tetangganya Chi. Oleh karena itu aas nasihat salah seorang menterinya Raja Chi akan menimbulkan perpecahan antara Kung Fu Tse dengan rajanya. Raja Chi mengirimkan 80 gadis penari dan penyanyi yang cantik-cantik, sejumlah pakaian yang indah-indah dan 120 ekor kuda yang bagus-bagus kepada Raja Lu. Raja Lu segera melupakan semua ajaran Kung Fu Tse tentang kesederhanaan dan kekangan hawa nafsu. Tertarik oleh hadiah itu, Raja Lu tidak menghiraukan pemerintahan lagi dan tidak lagi taat menjalan ritual keagamaan. Berhubung dengan itu Kung Fu Tse merasa, bahwa tugasnya sebagai perdana menteri dan pembimbing raja, gagal. Beliau mengundurkan diri sebagai perdana menteri, lalu mengembara dari daerah yang satu ke daerah yang lain selama 14 tahun, sambil mencari kepala negara, yang dengan sungguh-sungguh mau memberi beliau pekerjaan untuk melaksanakan pemerintahan yang di cita-citakan. Usahanya tidak berhasil. Di mana Kung Fu Tse datang selalu diterima dengan ejekan dan mendapat tentangan terutama dari pejabat-pejabat yang takut, kalau-kalau mereka akan kehilangan kedudukan mereka, jika Kung Fu Tse menjadi penasihat raja. 




Setelah Kung Fu Tse mengembara selama 14 tahun, beliau dipanggil kembali ke negara asalnya, setelah raja negeri Lu wafat. Sementara itu beliau telah berusia 70 tahun, tenaga kerjanya sudah berkurang dan walaupun raja yang baru dan menteri-menteri selalu minta nasehat kepadanya, beliau tak berpengaruh ladi di dalam lapangan pemerintahan. Tahun yang terakhir, sebelum beliau meninggal  dunia, dipergunakannya untuk belajar dan menulis.




Pada suatu hari Raja Negeri Lu berburu di hutan. Seekor binatang yang tidak dikenal dibunuhnya. Kung Fu Tse dipanggil untuk melihat binatang apa, yang dibunuhnya itu. Beliau terkejut, melihat binatang suci yang bertanduk satu itu, sebab menurut kisah lama, binatang itu akan membawa perdamaian dan kemakmuran. Tetapi baru saja binatang itu memperlihatkan diri, hewan suci itu sudah terbunuh, suatu alamat buruk bagi negeri Lu. Kung Fung Tse menangis tersedu-sedu, sambil berseru: "Untuk siapa kamu itu datang? Sayang sekali, hidup saya sudah hampir berakhir!" Setelah peristiwa itu terjadi, beliau mengasingkan diri, untuk menyelesaikan kitabnya yang berjudul : "Catatan dalam Musim Semi dan Musim Rontok". Dalam kitab itu, Kung Fu Tse mengisahkan, tanpa komentar,  keburukan yang merajalela di dalam masyarakat, kemerosotan akhlak dan kemunduran negara yang dicntainya. Setelah selesai kitab itu, Beliau meninggal dunia dalam tahun 478 SM, pada usia 73 tahun.

☀Sumber : Peristiwa dan Tokoh Penting dalam Sejarah Dunia I oleh Soendhoro,  Tahun 1980 T.Pradnya Paramita, Jakarta.

★ Kǒngzǐ(孔 子) Guru Agung Sepanjang Masa
Setiap tanggal 28 September adalah hari libur nasional di Taiwan, hal ini untuk memperingati Hari Lahir Agung Kong Zi. Pada Kong Miao di setiap daerah dengan dipimpin oleh pejabat tinggi setempat mengadakan upacara dengan diiringi musik klasik, mengadakan persembahan. Pemerintah dengan jelas menentukan tanggal 28 September sebagai hari Guru, pemerintah pusat dan daerah masing-masing mengadakan upacara peringatan. Demikian juga dengan pemerintah Amerika, hari ini pun ditetapkan sebagai hari Guru, di seluruh Amerika, Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan negara-negara lain di Asia, mereka pun mengadakan upacara peringatan, penghormatan terhadap Nabi Kong Zi dan menggunakan tata upacara dan musik klasik yang khas.

Begitu besarnya pengaruh Nabi Kong Zi terhadap sejarah dan kebudayaan serta peradaban manusia, sampai saat ini belum ada yang dapat melampauinya. Kalau kita bertanya, kebudayaan mana yang demikian unggul, sehingga dapat diwariskan dari jaman ke jaman dan bertahan sampai beribu-ribu tahun, tiada lain adalah ajaran Nabi Kong Zi. Maka selama ini, walaupun seseorang yang buta huruf dan tak pernah mendapatkan pendidikan formal, mereka tak dapat membaca karya-karya dari Nabi Kong Zi, namun tetap akan menghormatinya dan menyebutnya Guru Agung Sepanjang Masa. Semua orang mengakui, bahwa beliau adalah seorang Nabi, seorang bijaksana yang sangat Mulia dan Agung dan tiada bandingnya. Di negeri asalnya, hampir di setiap kabupaten ada bangunan Kong Miao untuk memperingati beliau.

Kong Zi atau Khonghucu bermarga Khong, Hucu adalah sebutan guru, beliau bernama Chiu alias Cung Nie, lahir di negeri Lu (sekarang propinsi Shandong) pada tanggal 27 bulan 8 Imlek tahun 551 sebelum masehi di saat Baginda Chou Ling Wang bertahta 21 tahun ( tahun 551 SM) dan wafat pada umur 73 tahun ( tahun 479 SM). Pada saat itu kekuasaan Dinasti Chou sudah sangat lemah, para raja muda bangkit dan saling berebut kekuasaan, bermacam-macam aliran pemikiran juga timbul dan menyesatkan, membuat masyarakat tidak bermoral. Untuk itu, Nabi Kong Zi dengan penuh semangat membangkitkan kembali tata susila dan musik klasik. Beliau dengan gigih mempertahankan kebenaran dari Lima Hubungan Kemasyarakatan (Ngo Lun), beliau bersabda : “Sebagai Raja ia berhenti di dalam cinta kasih, sebagai Menteri berhenti pada sikap hormat, sebagai anak berhenti pada sikap bakti, sebagai ayah berhenti pada sikap kasih sayang dan di dalam pergaulan dengan rakyat senegara, berhenti pada sikap dapat dipercaya”. Kemudian penerus Nabi Kong Zi yaitu Meng Zi alias Mencius menambahkan dengan “Antara orang tua dan anak ada kasih, antara pemimpin dan pembantu ada kebenaran/keadilan/kewajiban, antara suami dan istri ada pembagian tugas, antara yang tua dan yang muda ada pengertian tentang kedudukan masing-masing dan antara kawan dan sahabat ada sifat dapat dipercaya”. Namun poros dari Lima Hubungan Kemasyarakatan (Ngo Lun) adalah mendahulukan Bakti dan Rendah Hati”. Nabi Kong Zi berpendapat hubungan antra orang tua dan anak, antara yang tua dan yang muda, adalah merupakan hubungan yang paling dekat, maka bertitik tolak dari Bakti dan Rendah Hati sebagai pokok, kemudian dikembang luaskan pada anggota masyarakat yang lain, semua berusaha semaksimal mungkin dan pasti akan mendapat hasil yang pantas. Jalankanlah Cinta Kasih. Karena Cinta Kasih telah mencakup semua perilaku kebajikan maka Nabi Kong Zi bersabda : “Seorang Jun Zi (kuncu) mengutamkan pokok, sebab setelah pokok itu tegak, Jalan Suci akan tumbuh, Laku Bakti dan Rendah Hati itulah pokok peri Cinta Kasih”.

Pada waktu Nabi Kong Zi berusia 3 tahun, ayahnya meninggal dunia, maka Nabi Kong Zi dibesarkan dan dididik oleh Ibunda Gan Tin Cay. Sejak kecil beliau sudah senang bermain, menirukan upacara-upacara sembahyang dan pada usia 15 tahun, beliau sudah memiliki semangat belajar yang luar biasa dan bertekad menjadi seorang yang berpengetahuan luas yang bermanfaat bagi umat manusia. Di saat beliau menjabat asisten / pembantu upacara di Thai Miau di Negeri Chou, beliau sangat teliti dan dengan sungguh-sungguh memperdalam setiap detail dari tata susila / tata upacara dan musik klasik, karena kesungguhannya itu sehingga beliau dapat menemukan dan mengembangkan apa yang belum tercapai oleh pendahulu-pendahulunya dan kemudian merangkumkannya jadi suatu karya besar, yang mana laksana pelita penerang bagi umat manusia di sepanjang zaman. Nabi Kong Zi aktif menganjurkan “mengatur negara harus dengan kesusilaan” dan tak bosan-bosannya membimbing murid-muridnya, harus selalu memperhatikan “Budi Pekerti” dan menjadikan “Kesusilaan” sebagai tolak ukur untuk menilai kehidupan seseorang. Melalui “Kesusilaan” meningkatkan budi pekerti seseorang dan mengupayakan setiap manusia dapat sadar dan mandiri menjadi seorang warga masyarakat yang berguna. Beliau bersabda : “Bimbing dengan Kebajikan dan lengkapi dengan kesusilaan, menjadikan Rakyat tumbuh perasaan harga diri dan berusaha hidup benar”. Dengan demikian kita akan mencapai ketentraman yang abadi. Namun ini baru merupakan sebagian kecil dari cita-cita Nabi Kong Zi, Nabi Kong Zi bercita-cita mencapai “Dunia Harmoni Yang Sejati”. Kalau kita menelusuri ajaran-ajaran agung Nabi Kong Zi yang dijabarkan oleh penerus-penerusnya, maka kita dapat mengetahui bahwa yang dimaksud “Menegakkan diri sendiri dan kemudian menegakkan orang lain”, “Mengatur diri sendiri kemudian mengatur Negara” adalah “Mengimankan Tekad”, “Meluruskan Hati”, “Membina Diri”, “Membereskan rumah tangga”, “Mengatur Negara”, “Damai di dunia”. Yang dimaksudkan itu “Damai di di dunia” adalah cita-cita luhur yang dimaksudkan Nabi Kong Zi, yaitu Masyarakat Harmoni Yang Sejati (She Cie Ta Tung).

Nabi Kong Zi besabda : “Bila Jalan Suci yang sejati telah dilaksanakan di atas bumi, maka semua umat manusia akan mementingkan kepentingan bersama. Pemimpin dipilih dan diangkat di antara cendekia yang bijaksana, semua orang dapat dipercaya dan saling membina kerukunan. Maka semua orang tidak lagi hanya mencintai orang tua sendiri, tidak hanya menyanyangi anaknya sendiri, yang laki dapat peranan yang layak dan yang perempuan dapat jodoh yang sesuai, anak-anak dapat tumbuh dengan sempurna, yang dewasa dapat penyaluran pekerjaan yang pantas, yang lanjut usia dapat penampungan dan perawatan yang layak, orang sakit, cacat, yatim piatu, janda, duda, semuanya mendapat perhatian dan penempatan yang layak. Orang akan marah kalau lihat barang yang masih berguna dibuang dan di sia-siakan di atas tanah begitu saja, mereka pasti mengambilnya tapi tidak untuk dimiliki. Semua orang rajin bekerja dan tanpa memikirkan keuntungan pribadi, dengan demikian penipuan, pencurian dan semua bentuk kejahatan tidak akan ada, orang kalau mau meninggalkan rumah, cukup menutup pintu dan tanpa harus menguncinya. Keadaan Damai sedemikian rupa dinamai Masyarakat Harmoni Yang Sejati” (She Cie Ta Tung).

Nabi Kong Zi adalah seorang cendekiawan sejati, beliau tidak hanya berhenti pada teori saja, tapi sangat mementingkan praktek. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman di Negeri Lu dalam waktu 14 bulan, beliau konsekuen menjalankan kebijakan menurut pandangan beliau sehingga pada saat itu Negeri Lu betul-betul berada pada kondisi aman dan sentosa.

Namun biarpun demikian, pandangan-pandangan beliau rupanya tidak dapat dilaksanakan dengan mulus, sehingga beliau terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya dan mulai mengembara ke manca negara untuk menyebarluaskan Jalan Suci dan memberikan pendidikan kepada pengikut-pengikutnya. Selama 13 tahun beliau mengembara dan pada usia 68 tahun kembali ke Negeri Lu, meneruskan pendidikan dan menyusun Kitab-Kitab. Pada saat itu pendidikan, belajar musik dan tata susila adalah monopoli para Bangsawan, rakyat biasa sangat sulit untuk dapat mengenyam pendididkan. Nabi Kong Zi menentangnya dan dengan senang hati memberi pelajaran pada siapa pun yang berminat dengan tidak memandang kedudukan sosial ekonominya sehingga pendidikan betul-betul tersentuh pada semua lapisan masyarakat. Beliau mempunyai 3.000 murid di antaranya yang menguasai enam ketrampilan ada 72 orang. Murid-murid ini berasal dari tempat-tempat yang berlainan, antara lain dari Negeri Lu, Wei, Chen, Chie, Chin, Wu dan Yen.

Satu sumbangan yang besar yang telah diberikan oleh Nabi Kong Zi adalah penyusunan kitab-kitab, beliau telah menyusun kembali Shi Jing (Kitab Sanjak), Shu Jing (Kitab Dokumen Sejarah Suci), membukukan kembali Li Jing, menyempurnakan Yi Jing dan Chun Qiu Jing.

Shi Jing (Kitab Sanjak) adalah kumpulan sajak-sajak yang dihimpun oleh Nabi Kong Zi dihimpun diantara DInasti Ing dan Chou, semuanya ada 305 sanjak yang isinya meliputi sindiran-sindiran politik dan pemujaan-pemujaan terhadap Jalan Suci, semuanya dengan tujuan untuk menggerakkan hati nurani manusia. Nabi Kong Zi sendiri menguraikan isi semangat dari Shi Jing adalah Pikiran Jangan Sesat.

Shu Jing (Kitab Dokumen Sejarah Suci) adalah kitab catatan sejarah, di dalamnya tercatat tentang system pemerintahan, politik, kemiliteran, perkembangan ilmu dan adat istiadat.

Li Jing adalah kitab tentang kesusilaan. Ru Jiao yang dibawakan Nabi Kong Zi menitik beratkan Budi Pekerti, mata tata susila telah memberikan batasan-batasan bagi manusia bagaimana kalau kita di saat menyembah pada Yang Maha Kuasa dan bagaimana kita menghadapi sesama manusia. Kitab ini mempunyai nilai yang sangat tinggi yang mana sampai sekarang masih menjadi patokan-patokan hidup kita semua dan sebagai bahan pendidikan moral.

Yi Jing adalah Kitab Perubahan. Kitab ini mencatat hokum perubahan seisi jagad raya / alam semesta. Nabi Kong Zi ingin menjelaskan, bahwa semua peristiwa tidak terjadi begitu saja sebab akibat yang saling kait mengait. Kitab ini betul bias dijadikan kitab petunjuk yang sangat handal.

Chun Qiu Jing adalah Kitab Catatan Sejarah yang ditulis Nabi Kong Zi yang mana member penilaian-penilaian terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman itu, maka tidak heran kalau ada pendapat bahwa dengan disusunnya Chun Qiu Jing, membuat raja-raja muda yang lalim sangat ketakutan.

Buku-buku tersebut diatas selama ribuan tahun ke sini sudah lazim disebut Kitab. Kitab yang member tuntunan pada umat manusia bagaimana hidup dan berguna di tengah-tengah masyarakat. Kitab-kitab diatas memang banyak, namun intisari dan semangatnya adalah sambung menyambung menjadi satu. Selain itu murid-murid Nabi Kong Zi yang telah terima amanat-amanat warisan dan melaksanakannya, mereka pun menuliskannya dalam buku-buku dan diturunkan sampai sekarang. Semua itu dimasukkan pula pada kategori kitab. Kita dapat melihat betapa besarnya pengaruh Nabi Kong Zi terhadap umat manusia. Ringkasnya, Nabi Kong Zi hidup pada zaman yang kacau, namun perkataan dan perbuatannya, sampai ke karya-karya tulisnya, semuanya menuntut kita bagaimana meluruskan hati, harapan Nabi Kong Zi terhadap murid-muridnya bukan hanya menjadi seorang terpelajar saja, tapi harus bisa menjalankan Jalan Suci, menolong umat manusia.

Nabi Kong Zi sebagai seorang Guru tidak saja rajin belajar, beliau juga mempunyai semangat ilmiah. Beliau bersabda : “Belajar tanpa berpikir, sia-sia, berpikir tanpa belajar, berbahaya!” “Aku sangat percaya dan suka ajaran-ajaran dan kitab-kitab yang kuno itu”. “Di dalam kegiatannya, lupa akan makan, di dalam kegembiraannya lupa akan kesusahannya dan tidak merasa bahwa usianya sudah lanjut.

Nabi Kong Zi mempunyai cita-cita yang luhur dan meremehkan semua harta kekayaan, beliau bersabda : “Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan kebenaran, bagiku laksana awan yang berlalu saja.”

Nabi Kong Zi mengerjakan sesuatu selalu harus nama dan kedudukan sesuai, beliau bersabda : “Kubenarkan lebih dulu nama-nama”. “Bila nama-nama tidak benar maka pembicaraan tidak sesuai dengan hal yang sesungguhnya, maka segala urusan tak dapat dilakukan baik-baik”. “Bila pekerjaan tak dapat dilakukan baik-baik, kesusilaan dan music tak dapat berkembang. Bila kesusilaan dan music tak dapat berkembang, hokum pun tidak dapat dilakukan dengan tepat. Bila hokum tidak dapat dilakukan dengan tepat, maka rakyat akan merasa tiada tempat untuk menaruhkan kaki dan tangannya”. Nabi Kong Zi berpendapat, setelah membenarkan nama-nama, selanjutnya adalah bagaimana supaya Negara bisa kuat, rakyat mendapat sandang pangan yang cukup. Beliau bersabda : “……harus cukup makan, cukup persenjataan dan ada kepercayaan rakyat”.

Ajaran Nabi Kong Zi sarat dengan Budi Pekerti dan betul-betul harus dilaksanakan, maka pokok pikiran yang selalu dianjurkan adalah tahu akan Cinta Kasih dan mempraktekkannya dengan ditembusi pengertian Satya dan tepasalira. Nabi Kong Zi bersabda : “Mengendalikan diri dan kembali kepada susila, itulah disebut Cinta Kasih”. “Apa yang tidak kita inginkan, janganlah kita lakukan pada orang lain”. “Menaruh Cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang yang berperi cinta kasih”. “Jalan Suci saya itu satu, tapi menembus semuanya”. Muridnya Cen Ce pernah member penjelasan terhadap ucapan ini, “Jalan Suci yang dimaksud Guru, hanya Satya dan Tepasalira saja”. Lebih sederhana lagi kita uraikan, Cinta kasih bukan saja mengasihi sesama, tapi harus selalu menempatkan diri, selalu hormat, setia, mengalah, mengampuni dan selalu dalam kesederhanaan (tidak mewah), selalu bertanggung jawab terhadap Yang Maha Kuasa dan umat manusia. Ujung dari pelaksanaan Cinta Kasih diwujudkan pada Bakti, Bakti atau Xiao atau hauw yang sejati telah mencakup semua perilaku kebajikan. Setiap perbuatan yang tidak setia pada Negara, pada pimpinan, tiada keberanian dalam medan perang, tidak dapat dipercaya dan berbuat sesuatu yang memalukan orang tua dan keluarga, semua ini adalah perbuatan tidak berbakti. Hati berbakti adalah sifat dasar setiap manusia. Nabi Kong Zi sangat memperhatikan Jalan Suci Bakti ini, sehingga sampai saat ini, semua umat Ru Jiao dengan dasar hati yang berbakti telah dikembangkan menjadi dasar semua perilaku yang baik.

Nabi Kong Zi sangat memperhatikan Kesusilaan (Li). Tapi kesusilaan yang dimaksud Nabi Kong Zi, bukan yang tampak dari luar saja, beliau lebih mementingkan pengertian yang terkandung di dalam dan kemudian diwujudkan menjadi Cinta Kasih, ini barulah arti sebenarnya dari Kesusilaan itu. Beliau bersabda : “Seorang yang tidak berperi cinta kasih, apa arti musik ?” “Kesusilaan! Kesusilaan! Tetapi, apakah itu hanya berarti mempersoalkan (sumbang menyumbang) batu giok, kain sutera saja ? orang sering berkata, musik ! musik ! apakah itu hanya berarti mempersoalkan hal menabuh lonceng dan tabor saja?”.

Nabi Kong Zi sangat mementingkan Jalan Suci yang Tengah Sempurna (Zhong Yong). Beliau bersabda : “Seorang Junzi memuliakan kebajikan watak sejatinya dan menjalankan sifat suka belajar dan bertanya. Luas dan besarlah pengetahuannya sehingga dapat memahami apa yang lembut dan rahasia, dengan ketinggian dan kegemilangannya ia menjalankan laku Tengah Sempurna”. Melakukan apapun jangan melebihi, ini adalah suatu dalil yang sudah diketahui oleh banyak orang. Nabi Kong Zi member pengertian yang lebih dalam menguraikannya. Nabi Kong ZI uraikan Tengah (Zhong) harus disertai dengan waktu yang tepat. “Dengan wajar dan selaras dalam Jalan Suci, maju bersama waktu yang tepat”. Maka sikap Tengah Sempurna yang dianjurkan Nabi Kong Zi adalah hidup dan nyata, tidak kukuh.

Menghadapi masalah, Nabi Kong Zi tidak bersikap subyektif, beliau bersabda : “Tidak berangan-angan kosong. Tidak mengharuskan. Tidak kukuh. Tidak menonjolkan aku”.

Beliau betul-betul tunduk pada kebenaran walaupun untuk itu harus mengorbankan jiwanya. Beliau bersabda: “Pagi mendengar Jalan Suci, sore hari mati pun rela”. Demi kemajuan bersama beliau dapat dengan rendah hati menerima pandangan-pandangan yang baru, beliau mengerti yang sedikit harus tunduk pada yang banyak. Beliau bersabda : “Mengenakan topi dari rami itulah adat istiadat lama. Sekarang orang menggantinya dengan sutera karena lebih sederhana. Aku mengikuti umum”. “Kebajikan tidak dibina, pelajaran tidak diperbincangkan, mendengar kebenaran tidak dapat melaksanakan dan terhadap hal-hal yang buruk tidak dapat memperbaiki, inilah yang selalu menyedihkan hatiku!” Maka orang-orang sekarang memuja Nabi Kong Zi, “Sungguh seorang Nabi yang sempurna!”

Beliau telah meninggalkan kita 2.000 tahun lebih, namun Nabi Kong Zi tetap hidup sebagai Nabi Agung dan Guru Agung Sepanjang Masa. Umat manusia mengadakan penghormatan yang sedemikian tinggi terhadap beliau, ini bukan suatu hal yang kebetulan.


Selamat Merayakan Hari Lahir Nabi Agung Kong Zi Ke-2563 Semoga Ru jiao Senantiasa Bercahaya Dalam Lindungan Shang Di.
Shanzai..

★ CONFUCIUS ★
✧ Siapakah Confucius dan apa misi yang dibawanya ?
Kong Fu zi yang kaum cendekiawan Barat memanggilnya sebagai Confucius, hidup antara tahun 551 - 479 sebelum masehi. Demikian tertulis dalam sejarah. Berarti telah lebih daripada dua puluh lima abad yang lalu.

Masa kecilnya Confucius lebih banyak dipelihara oleh ibu daripada ayahnya. Perwira Kong, ayahanda Confucius, wafat sebagai purnawirawan perwira negeri Lu saat ia berusia tiga tahun, hiduplah Kong kecil yang bernama Ciu alis Chung Ni ini diasuh ibu dan neneknya. Ia suka sekali bermain menirukan orang bersembahyang bersama-sama teman-teman kecilnya.

Pada usia sembilan belas tahun ia menikah dan setehun kemudian Raja muda negeri Lu mengantar ikan Li atas kelahiran putera pertamanya. Ini tidak mengherankan, sebab sejak Kong Chiu menikah dan bekerja mengabdi negerinya, banyak pembesar dan bahkan raja muda Lu sendiri mengagumi wataknya yang arif. Murid-murid Kong zi cukup banyak, bukan saja terdiri dari anak-anak muda, tetapi orang dewasa dan cendekiawan zaman itupun berguru kepadanya. Di sini dimulai karir sebenarnya dari Confucius !

Mengenai dirinya, dalam usia lanjut Confucius pernah berkata, "Waktu usiaku lima belas tahun, teguhlah semangat belajarku. Pada usia tiga puluh tahun, pendirianku tegak. Usia empat puluh tahun, tiada lagi keraguan bagiku. Usia lima puluh tahun kupahami kehendak Tuhan. Usia enam puluh tahun indera pendengaranku menjadi alat yang patuh akan kebenaran. Dan pada usia tujuh puluh tahun mampu kuikuti hati tanpa ingkar dari kebenaran!" (Lun Yu II : 4). Confucius seorang guru yang tulus, juga terhadap diri sendiri. Ia pernah sukses sebagai gubernur daerah Cheng-tu, dalam tiga bulan tiada pencurian maupun tindak pidana lain pun di situ. Bahkan posisi Menteri Kehakiman Merangkap Perdana Menteri negeri Lu pernah dijabatnya! Tetapi semua itu ia tinggalkan, hanya disebabkan sang raja 'lupa' melakukan kewajiban sembahyang kepada Tuhan. Ia sangat menyadari akan misinya mengembangkan kebajikan. Moral yang bajik itulah yang amat disenanginya, tanpa gerutu kepada Tuhan, sesal kepada sesama, dijalaninya misi kebajikan itu sampai akhir hayatnya.

★ Kelahiran Nabi Agung Kongzi /Confucius
Hikayat suci lahirnya seorang Nabi yang diutusnya sebagai Genta Rohani umat manusia, dialah Kongzi (Khongcu dialek Hokkian) sang Raja Tanpa Mahkota, Pembimbing umatnya dalam hidup di Jalan Suci berbuat sesuai Firman Tian yang menjadi Watak Sejati manusia.
✧Siapakah Nabi Kongzi ?
Leluhurnya adalah Baginda Suci Huang Di / Oey Tee dialek Hokkian (2698 – 2598 sM)seorang Raja Suci pembimbing umat manusia berbudaya, perintis peradaban manusia, seorang jenius dalam mengantar rakyatnya dalam hidup harmoni akal dan budi/rasa. Kemudian tokoh terkenal dari leluhurnya bisa disebut di sini : Menteri Pendidikan Jaman pemerintahan Raja Suci Giau / Yao (2357 – 2255 sM) dan Raja Suci Gie Sun (2255 – 2205 s.M) Xie / Siatdialek Hokkian. Pada jaman lebih kemudian, keturunan Xie yang bermarga Cu bernama Li aliasThien Iet yang kemudian dikenal sebagai Baginda Cheng Tang / Sing Thong dialek Hokkian pendiri Dinasti Shang / Siang / Ien dialek Hokkian (1776 – 1122 s.M). Setelahmenumbangkan kekuasaan Dinasti Xia / He (2205 – 1766 sM), yang ketika itu diperintah oleh keturunan I Agung yang bernama Xia Jie / He Kiat. Seorang keturunan Cheng Tangbernama Wei A Qi / Bi Cu Ke kakak tertua Yin Shou / In Siu / Raja Tiu, Raja terakhir Dinasti Shang, setelah dinasti itu ditumbangkan oleh Raja Wen / Bun, pendiri Dinasti Zhao / Ciu (1122 – 255 s.M), diangkat menjadi rajamuda di negeri Song untuk melanjutkan kurunDinasti Shang.

Karena Wei A Qi tidak mempunyai anak, adiknya yang bernama Wei Zhong / Bi Tiongdiangkat sebagai penerusnya. Wei Zhong inilah yang menurunkan rajamuda-rajamuda negeriSong. Kong Fu Jia / Khong Hu Ke seorang bangsawan negeri Song keturunan Wei Zhongialah orang pertama yang menggunakan marga Kong / Khong dan meninggalkan nama keluarga Zi / Cu. Kong Fang Shu / Khong Hong Siok, seorang bangsawan keturunan Kong Fu Jia telah pindah ke negeri Lu / Lo karana kekalutan politik yang terjadi di negeri Song. Kong Fang Shu / Khong Hong Siok berputra Kong Go Xia / Khong Pik He, Kong Go Xiaberputra Kong Shu Liang He / Khong Siok Liang Hut dan Kong Shu Liang He inilah ayah Nabi Kongzi / Kongcu.

✧ Hikayat Suci Kelahiran Nabi Agung Kongzi
Kong Shu Liang He / Khong Siok Liang Hut adalah seorang perwira yang sudah lanjut usia, namun dalam hatinya selalu gundah akan tak sempurnanya laku bakti terhadap leluhurnya ini semata karena dari istrinya beliau berputeri sembilan orang dan hanya punya seorang putera yang cacat, hingga dikhawatirkan akan putus tali keturunannya, maka atas desakan keluarga dan atas kesediaan pihak perempuan, menikahlah ia dengan seorang puteri bungsu keluargaYan / Gan yang bernama Zheng Zai / Tien Cai.

Oleh ketulusan mereka berdua, orang tua Nabi Kongzi sering melakukan sembahyang bersujud kehadirat Tian agar dikarunia putera yang baik, mereka sering pergi ke bukit Ni (Ni Qiu) untuk berdo’a dan memohon kehadapan-Nya. Tak lama berselang terjadilah beberapa peristiwa gaib nan suci yang membawa pertanda Gan Seng / Kam Sing (pertanda gaib nan suci), hal ini dapat dikaji pada Kitab Suci Se Su (khususunya Zhong Yong dan Lun Yu), juga kitab Suci Wu Jing (khususnya Chun Qiu) dan juga kitab-kitab kuno yang mencatat dan menceritakan hikayat suci lahir Nabi, dapatlah dituturkanlah sebagai berikut :

Suatu ketika, dalam perjalanan Ibu Yan Zheng Zai ke Bukit Ni, sepanjang jalan ke Bukit Ni tampak dedaunan dan rerumputan pada berdiri tegak dan pada perjalanan pulangnya tampak merunduk. Malam harinya Ibu Yan Zheng Zai bermimpi datanglah Malaikat Bintang Kutub Utara datang dan berkata : “Engkau akan melahirkan seorang putera yang Nabi dan engkau hendaknya melahirkannya di Khong Song !”

Benarlah, sejak itu beliau berbadan dua dan tatkala mengandung beroleh penglihatan : Tampak datang lima orang tua yang menyebut dirinya sebagai Lima Sari Bintang dengan menuntun seekor hewan suci mirip lembu bersisik bak Naga dan bertanduk tunggal, hewan tersebut berlutut dihadapannya dan dari mulutnya menyembur sebuah Kitab Batu Kumala yang bertuliskan “Putera Sari Air Suci yang akan melanjutkan maha karya Dinasti Zhao / Ciu dan menjadi Raja Tanpa Mahkota.” Ibu Yan Zheng Zai mengikatkan sehelai tali merah pada tanduk hewan tersebut dan penglihatan tersebut raiblah.

Ketika Kong Shu Liang He / Khong Siok Liang Hut diberitahukan hal tersebut, beliau berkata: Itulah “Qilin / Kilin”. Setelah dekat waktu untuk melahirkan bertanyalah Ibu Yan Zheng Zai kepada suaminya di manakah letak Khong Song, ternyata itu adalah nama sebuah gua di gunung sesuai petunjuk yang diperolehnya dan dipersiapkannya segala sesuatu untuk menyambut kelahiran sang bayi.

Pada malam menjelang kelahiran, turunlah dua ekor naga berjaga di kiri kanan, terdengar alunan musik merdu di angkasa, dua bidadari menampakkan diri dan menuangkan berbauan harum seolah memandikan sang bunda, ketika bayi lahir muncul sumber air hangat dari lantai Khong Song dan mengering setelah bayi dimandikan. Pada tubuh sang bayi tampak tanda-tanda yang luar biasa pada dadanya membayang tulisan : “Ci Cok Ting Si Hu” yang mengadung arti “Yang akan membawakan damai dan tertib bagi dunia.

Demikianlah telah lahir seorang putera yang Nabi, yang nantinya benar-benar meneruskan maha karya (rangkaian wahyu Tian) dari pendiri Dinasti Zhao / Ciu sebagai Raja Tanpa Mahkota, dan pembawa Firman Tian untuk membimbing manusia hidup dalam Jalan Suci, Dialah Kongzi sang Genta Rohani kita semua, yang membuat manusia hidup dalam damai dan tertib dalam kehendak-Nya agar terpelihara sejak datang dari Nya dan nanti kembali kepada Nya. Shanzai……

✧Sumber: Media Konfusiani
✧Label: Tentang Nabi Kǒngzǐ
✧Diposkan oleh: Yoky Confucius

[[★ SITE✧HOME★ ]]

Disneyland 1972 Love the old s